Di samping itu banyak juga pihak yang mengatakan bahwa bisnis budidaya ternak lele termasuk kategori sulit, dikarenakan sulit mengadaptasikan bibit lele dengan lingkungan dan cuaca, sehingga bibit yang ditebar banyak yang mati atau gagal. Sudah saatnya kita melupakan ketakutan akan hal tersebut, karena untuk melakukan sebuah bisnis ternak kita harus berani ambil resiko dan terus berinovasi bagaimana bibit lele yang ditebar bisa tetap bertahan dan jumlahnya juga tidak berkurang. Sebelum memulai pertama persiapkan niat dan selalu berpikir positif bahwa usaha ternak lele ini selain sebagai bisnis juga sebagai hobi sehingga kita bisa bersemangat dalam usaha ini. Baiklah tanpa berlama-lama, akan saya berikan panduan/tips lengkap usaha ternak lele darimana memulai hingga pemanennya, agar Anda dapat mengikuti secara berurutan tanpa perlu kebingungan dalam praktek bisnis lele ini.
Langkah-langkah Usaha Ternak Lele :
1. Persiapan Kolam Budidaya Lele
Tahapan paling awal dan perlu diperhatikan sebelum memulai bisnis usaha budidaya lele, Anda harus memikirkan masalah tempat untuk budidaya dan ternak lele ini. Paling tidak yang harus Anda sediakan adalah lahan/tanah kosong yang nantinya akan dibangun calon kolam lele. Sebenarnya di dalam ternak budidaya ikan lele ada berbagai macam jenis kolam yang bisa diaplikasikan, antara lain cara ternak lele dengan kolam tanah, ternak lele kolam semen, ternak lele kolam terpal, keramba, dan sebagainya. Setiap tipe kolam pasti memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, namun dengan melihat kondisi lingkungan, dana/modal, dan lahan kita bisa menentukan alternatif kolam yang paling cocok untuk bisnis ikan lele.
Jika memiliki lahan yang cukup luas alangkah baiknya jika menggunakan tipe budidaya dengan kolam tanah, karena selain lebih banyak diterapkan oleh para pembudidaya ikan lele pada umumnya, kolam tanah juga lebih baik dalam membentuk ekosistem kolam yang mature dan penuh nutrisi organik yang diperlukan ikan lele untuk perkembangannya. Karena idealnya media kolam untuk ternak ikan lele paling tidak harus memiliki konstruksi yang sesuai, mempunyai sumber daya dan kualitas air yang baik, dan mempunyai siklus ekosistem yang baik. Untuk ukuran kolam tanah dan kapasitas ideal agar usaha budidaya lele bisa maksimal antara lain:
- Kolam dianjurkan memiliki kedalaman sekitar 1-1,5 meter agar cahaya matahari dapat menembus sampai ke dasar kolam untuk perkembangan bakteri di dasar kolam.
- Untuk ukuran kolam bisa dibuat 2x4 meter, 3x4 meter, atau 3x5 meter tergantung ketersediaan lahan dengan mempertimbangkan jumlah bibit lele yang akan ditebar.
- Pada umumnya tingkat kepadatan bibit untuk kemudahan perawatan bibit lele per meter persegi (m2) nya adalah 200-400 ekor, jadi pertimbangkan lebih dahulu jumlah total bibit yang akan disebar/ditebar.
Dengan mengikuti panduan di atas, masalah kematian ikan lele kemungkinan besar bisa diminimalisir. Dalam pembuatan kolam ikan lele (khususnya kolam tanah) ada beberapa langkah yang harus diperhatikan agar konstruksi dan kualitas kolam baik, langkah-langkah yang harus disiapkan adalah:
- Pengeringan dan Pengolahan Tanah Kolam
Tahap pertama sebelum menggunakan kolam untuk ternak lele pemula, setelah kolam tanah dibuat yang harus dilakukan adalah melakukan pengeringan dengan sinar matahari langsung sampai benar-benar kering. Maksud dari tujuan pengeringan ini adalah untuk mematikan mikroorganisme patogen negatif yang menjadi sumber penyakit. Biasanya memakan waktu satu minggu atau kurang dari itu dengan pencahayaan matahari yang terik dan cukup, untuk mengetahui kering atau tidak bisa dilihat dari tekstur tanah yang mulai terlihat pecah-pecah. Setelah itu baru dilakukan pembajakan atau pencangkulan permukaan tanah dalam kolam agar tanah menjadi gembur, seperti halnya ketika membajak tanah di sawah sebelum dilakukan penanaman. Namun sebaliknya, pada dinding kolam perlu ditekan-tekan agar menjadi keras dan padat lalu keringkan, ini tujuannya agar dinding kolam tidak ambrol/longsor saat pengisian air.
- Pemupukan dan Pengapuran Kolam
Setelah melalui tahap pengeringan kolam dan tanah sudah benar-benar kering, saatnya pemberian kapur. Jenis kapur yang umum digunakan adalah tohor atau kapur dolomit. Pengapuran dilakukan melalui penebaran secara merata ke seluruh permukaan dasar kolam lalu proses mencangkul lagi agar tercampur dan meresap ke dalam tanah. Untuk dosis pemberian kapur sangat tergantung pada luas kolam lele, pada umumnya menggunakan takaran 250-500 gram per meter perseginya (m2). Pengapuran ini berfungsi untuk keseimbangan kadar keasaman kolam dan untuk membasmi/mematikan mikroorganisme merugikan yang nantinya bisa menimbulkan hama dan penyakit pada ikan lele peliharaan. Jadi jika tanah terlalu asam bisa dilakukan dosis yang lebih banyak pada kapur yang ditebar.
Setelah pengapuran, selanjutnya adalah tahap pemupukan bagian dasar kolam yang ditujukan untuk penyedia nutrisi bagi mikroorganisme/bakteri, plankton, dan cacing. Cacing selain sebagai penyubur juga sebagai pakan alternatif alami bagi lele, begitu juga bakteri yang berguna untuk menguraikan endapan sisa pakan dan sisa kotoran lele agar tidak menjadi racun/amoniak berbahaya. Sementara fitoplankton juga berperan sebagai makanan alami lele. Untuk pemupukan bisa menggunakan pupuk organik bisa berupa pupuk kandang maupun pupuk kompos yang dicampur dengan pupuk anorganik seperti urea dan TSP. Untuk dosis pemupukan, per meter perseginya memerlukan 250-500 gram pupuk organik dan 30gram gram pupuk anorganik (15 gram urea, 15 gram TSP).
- Pengaturan Sumber Daya Air Kolam
Setelah semua langkah pengeringan hingga pemupukan selesai dilakukan, saatnya melakukan pengisian air ke dalam kolam. Pada kolam usaha ternak lele ketinggian permukaan air dari dasar kolam tepatnya dikisaran 100-150cm. Proses pengisiannya pun tidak bisa langsung dipenuhi di ketinggian 150cm, tetapi diisi sepertiganya dulu sekitar 50cm, atau lebih sedikit lagi 30cm, yang penting perkirakan dasar kolam masih terkena sengatan sinar matahari langsung. Pada umumnya penentuan ketinggian juga melihat tingkat kekeruhan air kolam, jika air bening tentunya di ketinggian 50cm pun tidak masalah. Tujuan pengisian air sepertiga ini ditujukan agar biota di dasar kolam dapat berkembang biak dan berfotosintesis, utamanya adalah fitoplankton yang memanfaatkan pupuk pada dasar kolam untuk tumbuh dan berkembang biak. Fitoplankton merupakan pakan alami bagi bibit ikan lele terutama untuk ukuran bibit lele karena ukuran burayak masih belum bisa memakan makanan instan yang halus sekalipun. Biarkan kolam selama satu minggu atau sampai airnya berwarna hijau, dimana hal tersebut menunjukkan bahwa fitoplankton sudah berkembang biak dengan baik, dan menjadi persediaan pakan alami bibit lele sampai dapat memakan pelet ukuran mikro. Setelah air kolam sudah berwarna hijau (semakin pekat semakin baik), bibit lele siap ditebarkan ke setiap sudut kolam sambil menambahkan air secara perlahan sampai ketinggian sekitar 100cm.
- Pemilihan dan Penebaran Benih Lele
Sebelum memilih dan melakukan penebaran benih alangkah baiknya kita mengetahui karakter ikan lele, mungkin beberapa sahabat ternak belum banyak yang mengetahui/memahami karakter dari ikan lele peliharannya.
1. Ikan Lele bisa/lebih tepat hidup dengan suhu lingkungan antara 20 derajat C sampai 28 derajat C.
2. Air kolam ikan lele sebaiknya jangan menggunakkan air dari hasil limbah industri pabrik (yang bersifat kimia/anorganik).
3. Ikan lele menyukai perairan yang tenang meskipun keruh dan sedikit kandungan oksigennya. Namun jika air mulai bau dan sangat keruh, lalu terlihat lele mengambang sebaiknya air segera diganti paling tidak 50%.
4. Permukaan kolam sebaiknya tidak tertutup, tetapi dapat juga dilakukan penutupan yang tujuannya untuk menjaga kestabilan suhu kolam dengan syarat sirkulasi udara dan cahaya matahari masih bisa masuk secara langsung.
2. Pada tahap pemilihan bibit, usahakan memilih bibit yang berkualitas, karena nantinya ini cukup berpengaruh pada keberhasilan bisnis lele kita. Secara logikanya para peternak lele jaman sekarang sudah pintar memilih jenis lele yang berkualitas/bagus, mereka juga paham selera konsumen mereka yang hanya mengambil ikan lele yang berkualitas bagus. Dan lagi lele berkualitas bagus dikenal memiliki daya tahan dan kondisi fisik yang lebih baik dari lele non kualitas. Dan tidak lupa untuk membeli bibit lele berkualitas dari penjual langganan yang sudah terkenal kualitasnya dan sudah menjadi langganan para peternak lele pastinya. Mengenai bibitan ikan lele yang direkomendasikan, Anda bisa memilih jenis ikan lele sangkuriang yang merupakan perkembangan dari lele jumbo/dumbo. Budidaya ikan lele jenis sangkuriang lebih menguntungkan karena lebih cepat besar dan ukuran tubuh yang lebih berisi dari lele jumbo sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih bersaing.
Pastikan benih lele yang sudah kita beli dan siap ditebar benar-benar sehat, gerakannya lincah gesit normal, tidak ada luka atau cacat pada tubuhnya, dan tidak ada penyakit atau jamur. Untuk kelas bisnis dan budidaya hindari membeli benih yang terlalu kecil karena selain kualitasnya sulit diidentifikasi, daya tahan bibit lele yang terlalu kecil masih meragukan. Umumnya kita ambil bibitan lele dengan ukuran 5-7cm, dalam waktu 3 bulan dengan perawatan yang normal akan didapatkan hasil ikan lele ukuran konsumsi. Penebaran dilakukan secara bertahap, ketika wadah pembungkus datang usahakan langsung rendam di kolam minimal 1 jam agar bibit lele menyesuaikan suhu air di kolam sehingga nantinya ketika ditebar tidak kaget. Jika sudah siap, bibitan lele siap ditebar dengan takaran 200-400 ekor untuk per meter perseginya dengan kondisi kedalaman kolam 1-1,5 meter.
3. Pemilihan Pakan Budidaya Lele
Dalam menentukan pakan budidaya lele kita harus perhatikan, memilih jenis pakan dari berbagai merk di pasaran yang memiliki kualitas bagus. Pakan yang baik memiliki rasio jumlah pakan lebih kecil berbanding dengan rasio pertumbuhan daging. Semakin kecil rasio jumlah pakan (di bawah 1 cm) maka dapat dipastikan kualitas pakan semakin baik. Selain pakan utama, dalam usaha lele juga diperlukan pakan tambahan. Biasanya pakan tambahan berfungsi sebagai alternatif atau cara lain jika harga pakan utama dirasa terlalu mahal, sehingga porsi pakan utama dikurangi dan digantikan dengan tambahan pakan alternatif yang lebih murah.
Pemberian pakan utama lebih baik diberikan pada sore atau malam hari ketika ikan lele sedang aktif. Porsi, frekuensi, dan aturan pemberian pakan lele adalah 4-5 kali sehari, perkirakan bahwa setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari berat bobot tubuhnya. Berikan secukupnya, bila lele mulai malas memakan pakan utama hentikan untuk pemberian pakan. Pakan utama umumnya berupa pelet ikan yang mengandung protein hewani (30%), lemak (15%), karbohidrat (20%), dan vitamin yang cukup. Kita juga harus pintar memilih di pasaran, pakan mana yang memenuhi seluruh standart kebutuhan nutrisi ikan lele. Sementara itu untuk pakan bibitan lele yang cukup kecil bisa diberikan pakan alami berupa fitoplankton (green water), kutu air, cacing kecil, dan jentik-jentik. Di samping memberikan pakan utama, pemberian pakan pendamping juga diperlukan untuk menghemat biaya pengeluaran pakan. Pada umumnya pakan tambahan dapat berupa keong mas atau bangkai ayam. Sebelum diberikan pada ikan lele, terlebih dahulu cincang-cincang dagingnya sampai halus lalu berikan pada ikan lele. Jika dilihat dari kandungan nutrisinya, pakan tambahan tersebut tidak kalah nutrisinya dari pakan utama. Sehingga jika Anda memberikan pakan tambahan pada ikan lele, maka porsi pakan utama harus dikurangi. Dalam hal pemberian pakan lele jangan sampai terlambat dan kurang, karena bisa memicu kanibalisme ikan lele besar yang bisa mengancam/memakan ikan lele yang lebih kecil.
Sekian panduan lengkap budidaya dan bisnis ikan lele dari saya, semoga bermanfaat dalam membantu merealisasikan usaha bisnis ternak dan budidaya ikan lele Anda. Jangan lupa juga berdoa agar bisnis usaha sampingan ternak lele Anda semakin sukses dan berkembang. Salam hangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar